Sabtu, 23 Juni 2012

HEALTH BELIEF MODEL


 TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
HEALTH BELIEF MODEL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini, kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat indonesia yg baik pula.
1.2  Tujuan
Dengan mempelajari teori Health Belief Model ini diharapkan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat akan mempu menjadi calon sarjana kesehatan masyarakat yang baik, yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
1.3   Manfaat
·    Memeperkaya pengetahuan dibidang kesehatan khususnya perilaku masyarakat
·    Memahami koksep teori Health Belief Model
·    Mempermudah pemahaman terhadap perilaku kesehatan masyarakat
·    Mempersiapkan diri menjadi seorang calon sarjana masyarakat yang baik
1.4  Rumusan Masalah
·    Apa yang dimaksud dengan Teori Health Belief Model?
·    Bagaimana sejarah lahirnya teori Health Belive Model?
·    Apa peran teori Health Belief Model dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat?
·    Apa sajakah konsep utama Health Belief Model?
·    Bagaimana cara mengkur Health Belief Model?
·    Apa saja faktor esensial yang memperngaruhi Health Belief Model?
·   Apa contoh penyakit yang menerapkan konsep Health Belief Model?


BAB II
ISI

2.1 Pengertian Health Belief Model
            Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada sikap dan keyakinan individu.

2.2 Sejarah lahirnya Teori Health Belief Model
HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologis sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program pencegahan dan pencegahan penyakit (Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974). Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnosis terutama tentang kepatuhan terhadap proses pencarian penyembuhan.
Sebelumnya, Witson (1925) mengembangkan teori yang dinamakan sebagai Teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa  semua yang terjadi (perilaku) diakibatkan karena adanya penguatan (reinforcement), kemudian Skiner (1938) menguatkan bahwa setiap perilaku yang mendapatkan ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau mengulangi perilaku tersebut.

2.3 Konsep Utama Health Belief Model
HBM, mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa seseorang melakukan tintadakan tertentu  untuk menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit, dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :
1.   Kerentanan (Perceived Susceptibility) yaitu seseorang merasakan keyakinan/percaya akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya. Misalnya seseorang wanita yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak setia, akan merasakan dirinya rentan terkena suatu penyakit menular seksual.
2.   Keseriusan (Perceived Severity/seriousility) yaitu seseorang memprediksikan tingkat keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
3.   Hambatan (Perceived Barrier) yaitu hambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat, misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena penyakit IMS, dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear, namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini merupakan hambatan.
4.  Keuntungan (Benefitt) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya apakah efektif biaya yang dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.


Variasi dari model ini merupakan  nilai yang dirasakan serta intervensi yang ditentukan sebagai keyakiyan utama. Konstruksi dari faktor mediasi kemudian menjadi penghubung berbagai jenis persepsi dengan perilaku kesehatan di masyarakat.
Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara lain :
1. Variabel demografi : umur, jenis Kelamin, ras, pekerjaan. Demografi variabel (seperti usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan)
2. Variabel sosio-psikologi : Ekonomi, kepribadian, sosial-psikologis variabel (seperti status sosial ekonomi, kepribadian, strategi coping)
3. Persepsi efikasi (penilaian diri dalam hal kemampuan untuk berhasil mengadopsi perilaku yang diinginkan)
4. Isyarat untuk tindakan (pengaruh eksternal dalam mempromosikan perilaku yang diinginkan,  termasuk informasi yang diberikan atau dicari, komunikasi persuasif, dan pengalaman pribadi)
5. Motivasi kesehatan  (individu terdorong  untuk tetap pada keadaan sehat )
6. Kontrol Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)
7. Ancaman (termasuk bahaya yang muncul tanpa melakukan tindakan kesehatan)
8. Prediksi dari model tersebut merupakan kemungkinan yang dilakukan individu untuk mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti pencegahan dan pengobatan)

2.4 Pengukuran Konsep Health Belief Model
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang mungkin mempengaruhi perilaku, hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran   (Measurable Error) dan tentu akan semakin validitas  serta realibilitas. Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku tertentu  (misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan hambatan Colonoscopy) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan digunakan. Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.
Misalnya pada kasus kanker payudara, untuk membuktikan apakah gejala sakit pada payudara seseorang ada hubungannya dengan kanker payudara atau hanya gejala biasa maka alat ukurnya harus jelas yaitu dengan penggunaan mammografy.
Ada beberapa  model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :
1.      Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
2.      Teori Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)
3.      Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

2.5 Faktor esensial dalam Health Belief Model
Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1.      Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2.      Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3.      Perilaku itu sendiri.

2.6 Bagan Perubahan Perilaku Masyarakat

Penjelasan:
Masyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku akan mmpengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui pemikiran-pemikiran tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang membatasi perilaku. Peraturan atau norma yang lahir kemudian menjadi sebuah intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah perilaku yang umum dilakukan dimasyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan bahwa membuang sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian, karena pemikiran tersebut maka muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya didaerah yang kumuh. Kebiasaan tersebut pada akhirnya melahirkan perilaku hidup tidak sehat yang menjadikan kualitas kesehatan masyarakat di daerah kumuh juga menurun.

2.Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1. The Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada sikap dan keyakinan individu
2. HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit ( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )
3. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
a. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari   suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya  merubah perilaku.
c. Perilaku itu sendiri.
4. Ada beberapa  model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :
a. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
b. Teori Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)
c.  Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

3.2 Saran
Mengingat besarnya manfaat dari teori Health Belief Model ini, maka seharusnya teori Health Belief Model ini tidak hanya terbatas  ilmu yang dipelajari kemudian dilupakan begitu saja. tetapi seharusnya, seorrang yang mengabdi dibidang kesehatan khususnya kesehatan masyarakat mampu menerapkan konsep Health Belief Model dalam kehidupan nyata.
Diharapkan, dengan pemahaman mengenai perilaku kesehatan masyarakat melalui Health Belief Model, akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat Indonesia yang baik pula.


DAFTAR PUSTAKA






1 komentar:

  1. kontent dan pembasahasan nilai 70 lah, namun sebagai masukan saya refrensi nya di pakai yg buku ISBN atau Artikel Itl sja, saya mau sitasi buat tesis saya lho ini td sbnarnya, tapi melihat refrensinya ada yg ga bisa di akses, ada blogspot . jd saya jadikan hanya sebagai bacaan pengayaan materi saja. anyway trimksh Sylga Cahya

    BalasHapus