TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
“HEALTH
BELIEF MODEL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini,
kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku
kesehatan masyarakat yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat
akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal
yang sangat krusial bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya
lingkungan, dan penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus
untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model,
kita mampu mempelajari perilaku kesehatan masyarakat yang akan mempermudah
pemahaman tehadap perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman
dan pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan
tercipta kualitas kesehatan masyarakat indonesia yg baik pula.
1.2 Tujuan
Dengan mempelajari teori Health
Belief Model ini diharapkan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat
akan mempu menjadi calon sarjana kesehatan masyarakat yang baik, yang dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
1.3 Manfaat
· Memeperkaya pengetahuan dibidang kesehatan
khususnya perilaku masyarakat
· Memahami koksep teori Health Belief
Model
· Mempermudah pemahaman terhadap perilaku
kesehatan masyarakat
· Mempersiapkan diri menjadi seorang calon
sarjana masyarakat yang baik
1.4 Rumusan Masalah
· Apa yang dimaksud dengan Teori Health
Belief Model?
· Bagaimana sejarah lahirnya teori Health
Belive Model?
· Apa peran teori Health Belief Model dalam
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat?
· Apa sajakah konsep utama Health
Belief Model?
· Bagaimana cara mengkur Health Belief
Model?
· Apa saja faktor esensial yang
memperngaruhi Health Belief Model?
· Apa contoh penyakit yang menerapkan
konsep Health Belief Model?
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Health Belief Model
Health
Belief Model (HBM)
adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku
kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada sikap dan keyakinan
individu.
2.2 Sejarah lahirnya Teori Health
Belief Model
HBM atau Health Belief Model dikembangkan
pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologis sosial di layanan kesehatan
Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program pencegahan dan
pencegahan penyakit (Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974). Selanjutnya HBM
dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnosis
terutama tentang kepatuhan terhadap proses pencarian penyembuhan.
Sebelumnya, Witson (1925) mengembangkan teori yang
dinamakan sebagai Teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan
bahwa semua yang terjadi (perilaku) diakibatkan karena adanya penguatan
(reinforcement), kemudian Skiner (1938) menguatkan bahwa setiap perilaku yang
mendapatkan ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau mengulangi
perilaku tersebut.
2.3 Konsep Utama Health Belief Model
HBM, mengandung konsep utama yaitu
memprediksikan mengapa seseorang melakukan tintadakan tertentu untuk
menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit, dengan melihat beberapa
sudut pandang antara lain :
1. Kerentanan
(Perceived Susceptibility) yaitu seseorang merasakan keyakinan/percaya
akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya. Misalnya seseorang wanita
yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak setia, akan merasakan dirinya
rentan terkena suatu penyakit menular seksual.
2. Keseriusan
(Perceived Severity/seriousility) yaitu seseorang memprediksikan tingkat
keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
3. Hambatan
(Perceived Barrier) yaitu hambatan yang ada dalam seseorang berperilaku
sehat, misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena penyakit IMS, dia
akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear,
namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini merupakan hambatan.
4. Keuntungan
(Benefitt) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara
biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya apakah efektif biaya
yang dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan
tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.
Variasi dari model ini merupakan nilai
yang dirasakan serta intervensi yang ditentukan sebagai
keyakiyan utama. Konstruksi dari faktor mediasi kemudian
menjadi penghubung berbagai jenis persepsi dengan
perilaku kesehatan di masyarakat.
Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara
lain :
1. Variabel demografi :
umur, jenis Kelamin, ras, pekerjaan. Demografi variabel
(seperti usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan)
2. Variabel sosio-psikologi
: Ekonomi, kepribadian, sosial-psikologis variabel (seperti
status sosial ekonomi, kepribadian, strategi coping)
3. Persepsi efikasi
(penilaian diri dalam hal kemampuan untuk
berhasil mengadopsi perilaku yang diinginkan)
4. Isyarat untuk
tindakan (pengaruh eksternal dalam mempromosikan perilaku yang
diinginkan, termasuk informasi yang diberikan atau dicari,
komunikasi persuasif, dan pengalaman pribadi)
5. Motivasi
kesehatan (individu terdorong untuk tetap pada
keadaan sehat )
6. Kontrol
Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)
7. Ancaman (termasuk bahaya yang
muncul tanpa melakukan tindakan kesehatan)
8. Prediksi dari model
tersebut merupakan kemungkinan yang dilakukan individu untuk
mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti
pencegahan dan pengobatan)
2.4 Pengukuran Konsep Health Belief
Model
Sangatlah penting mengukur seluruh rentang
faktor yang mungkin mempengaruhi perilaku, hal ini untuk mengurangi adanya
kesalahan pengukuran (Measurable Error) dan tentu akan
semakin validitas serta realibilitas. Pengukuran harus spesifik terhadap
perilaku tertentu (misalnya hambatan pada mammografy mungkin
agak berbeda dengan hambatan Colonoscopy) dan harus relavan untuk
populasi mana pengukuran itu akan digunakan. Perbedaan budaya dan populasi
membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu cenderung menghasilkan
kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan harus jelas dan sudah
diteliti apakah layak atau tidak.
Misalnya pada kasus kanker payudara, untuk
membuktikan apakah gejala sakit pada payudara seseorang ada hubungannya dengan
kanker payudara atau hanya gejala biasa maka alat ukurnya harus jelas yaitu
dengan penggunaan mammografy.
Ada beberapa model perilaku untuk melindungi
kesehatan yang umum digunakan yaitu :
1. Teori Tindakan
Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
2. Teori Motivasi
perlindungan (Protection Motivation Theory)
3. Teori manfaat yang
diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)
2.5 Faktor esensial dalam Health
Belief Model
Analisis terhadap berbagai faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan
sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3
faktor esensial ;
1. Kesiapan
individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya
dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku
itu sendiri.
2.6 Bagan Perubahan
Perilaku Masyarakat
Penjelasan:
Masyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku
akan mmpengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui
pemikiran-pemikiran tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang
membatasi perilaku. Peraturan atau norma yang lahir kemudian menjadi sebuah
intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah perilaku yang umum dilakukan
dimasyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan
bahwa membuang sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian,
karena pemikiran tersebut maka muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada
tempatnya didaerah yang kumuh. Kebiasaan tersebut pada akhirnya melahirkan
perilaku hidup tidak sehat yang menjadikan kualitas kesehatan masyarakat di
daerah kumuh juga menurun.
2.7 Contoh Penyakit
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara
berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit
itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun
individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota
keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil
tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari
persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya
hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang
kemampuan diri sendiri.
Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya
penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu.
Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari
media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor
pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu
benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. The Health
Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan
berfokus pada sikap dan keyakinan individu
2. HBM
atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun
1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu
dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit
( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )
3. Health
belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
a. Kesiapan
individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
b. Adanya
dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
c. Perilaku
itu sendiri.
4. Ada
beberapa model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan
yaitu :
a. Teori
Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.
b. Teori
Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)
c. Teori
manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)
3.2 Saran
Mengingat besarnya manfaat dari teori Health
Belief Model ini, maka seharusnya teori Health Belief Model ini
tidak hanya terbatas ilmu yang dipelajari kemudian dilupakan begitu
saja. tetapi seharusnya, seorrang yang mengabdi dibidang kesehatan khususnya
kesehatan masyarakat mampu menerapkan konsep Health Belief Model dalam
kehidupan nyata.
Diharapkan, dengan pemahaman mengenai
perilaku kesehatan masyarakat melalui Health Belief Model, akan
tercipta kualitas kesehatan masyarakat Indonesia yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
kontent dan pembasahasan nilai 70 lah, namun sebagai masukan saya refrensi nya di pakai yg buku ISBN atau Artikel Itl sja, saya mau sitasi buat tesis saya lho ini td sbnarnya, tapi melihat refrensinya ada yg ga bisa di akses, ada blogspot . jd saya jadikan hanya sebagai bacaan pengayaan materi saja. anyway trimksh Sylga Cahya
BalasHapus