TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
Selasa, 26 Juni 2012
Rangkuman Materi Psikologi Kesehatan
Senin, 25 Juni 2012
SOCIAL LEARNING THEORY
Minggu, 24 Juni 2012
TEORI BELAJAR SOSIAL BANDURA
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
“ TEORI BELAJAR SOSIAL BANDURA”
Gambar 2.1 secara Umum Teori Belajar Sosial Bandura
1. Latar Belakang Munculnya Teori Belajar
Sosial Bandura
Teori pembelajaran sosial adalah perkembangan utama dari tradisi
teori pembelajaran perilaku (behavioristik). Teori belajar sosial dikemukakan
oleh seorang tokoh yang bernama Albert Bandura yang lahir pada tahun 1925 di
sebuah kota kecil di provinsi Alberta, Canada. Teori pembelajaran sosial (social
learning theory) dari Albert Bandura menerima kebanyakan prinsip teori
perilaku (behavioristik), tetapi terfokus jauh lebih banyak pada efek isyarat
pada perilaku dan pada proses mental internal, dengan menekankan efek pemikiran
pada tindakan dan tindakan pada pemikiran. Pada saat Bandura melakukan
percobaan-percobaan mengenai teori belajar sosial, waktu itu sangat dipengaruhi
oleh kelompok-kelompok peneliti dengan aliran teori belajar behavioristik.
Bandura melihat bahwa hewan-hewan yang dipergunakan untuk percobaan
memperlihatkan tingkah laku sendiri. Artinya tidak ada hewan lain atau dengan
kata lain hewan percobaan dari kelompok peneliti dengan aliran teori belajar
behavioristik tersebut tidak sosial. Hasil-hasil percobaan dan penelitian para
ahli teori belajar behavioristik seperti Skinner dan Thorndike diamalkan pada situasi
sosial. Padahal penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh Skinner dan
Thorndike tidak dalam situasi sosial, sehingga Bandura menganggap bahwa perlu
diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Bandura mengembangkan teori
belajar sosial juga karena ia melihat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
oleh teori belajar behavioristik yang pada saat itu merupakan teori yang
diterima oleh banyak kalangan. Bandura (dalam Panen, 2005:4.6) menguraikan
hal-hal keterbatasan teori belajar behavioristik yaitu:
a) Teori
behavioristik sukar diterapkan pada situasi kehidupan nyata. Tidak mungkin ada
satu orang yang terus menerus hadir setiap harinya untuk memberikan hadiah bagi
terlihatnya perilaku yang diinginkan guna menjamin meningkatnya frekuensi
munculnya perilaku tersebut. Biasanya orang harus mengatur dan mengendalikan
perilakunya sendiri.
b) Teori
belajar behavioristik tidak menerangkan mengenai terjadinya pembelajaran
perilaku baru. Kadang-kadang kita melihat orang melakukan suatu tindakan yang
belum pernah dilakukan sebelumnya.
c) Teori
belajar behavioristik hanya dapat menerangkan pembelajaran langsung (direct
learning), di mana konsekuensi diberikan segera setelah perilaku belajar
terjadi, tidak untuk pemadanan yang tertunda (delayed matching), di mana
konsekuensi diberikan kemudian. Sering terjadi suatu perilaku telah terpelajari
tetapi belum segera ditampakkan, dampak belajar mungkin belum terjadi segera
sampai waktu kemudian.
d) Untuk
mengatasi keterbatasan-keterbatasan teori belajar behavioristik tersebut,
akhirnya Bandura mengembangkan sebuah teori yang dikenal sebagai “Teori Belajar
Sosial”.
Sabtu, 23 Juni 2012
HEALTH BELIEF MODEL
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
“HEALTH
BELIEF MODEL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini,
kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku
kesehatan masyarakat yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat
akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal
yang sangat krusial bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya
lingkungan, dan penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus
untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model,
kita mampu mempelajari perilaku kesehatan masyarakat yang akan mempermudah
pemahaman tehadap perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman
dan pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan
tercipta kualitas kesehatan masyarakat indonesia yg baik pula.
1.2 Tujuan
Dengan mempelajari teori Health
Belief Model ini diharapkan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat
akan mempu menjadi calon sarjana kesehatan masyarakat yang baik, yang dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia.
1.3 Manfaat
· Memeperkaya pengetahuan dibidang kesehatan
khususnya perilaku masyarakat
· Memahami koksep teori Health Belief
Model
· Mempermudah pemahaman terhadap perilaku
kesehatan masyarakat
· Mempersiapkan diri menjadi seorang calon
sarjana masyarakat yang baik
1.4 Rumusan Masalah
· Apa yang dimaksud dengan Teori Health
Belief Model?
· Bagaimana sejarah lahirnya teori Health
Belive Model?
· Apa peran teori Health Belief Model dalam
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat?
· Apa sajakah konsep utama Health
Belief Model?
· Bagaimana cara mengkur Health Belief
Model?
· Apa saja faktor esensial yang
memperngaruhi Health Belief Model?
· Apa contoh penyakit yang menerapkan
konsep Health Belief Model?
Jumat, 22 Juni 2012
Hidup dengan otak yang terbelah & Ketakutan terkondisi (terbiasakan)
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
1. Hidup dengan otak yang terbelah
2. Ketakutan terkondisi (terbiasakan)
Kasus 1 : Hidup dengan otak yang terbelah
Pengertian Epilepsi
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang. 2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang. Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi. Adapun gejala yang paling umum dialami oleh penderita epilepsi adalah kejang. Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena epilepsi:
Sisi otak yang terkena
|
Gejala
|
Lobus frontalis
|
Kedutan pada otot tertentu
|
Lobus oksipitalis
|
Halusinasi kilauan cahaya
|
Lobus parietalis
|
Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu
|
Lobus temporalis
|
Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif kompleks misalnya berjalan berputar-putar
|
Lobus temporalis anterior
|
Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
|
Lobus temporalis anterior sebelah dalam
|
Halusinasi bau, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan
|
Kamis, 21 Juni 2012
Strategi meningkatkan memori otak & kemampuan berfikir divergen
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN
1.
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
2. MELATIH KEMAMPUAN BERFIKIR DIVERGEN
3. BEBERAPA PENGARUH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KAPASITAS INTELEKTUAL
1. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMORI
a) Melatih dan meransang Otak
Terdapat
beberapa cara dalam melatih dan meransang otak, antara lain:
■ Sering
menggunakan dan melatih otak ( berpikir )
Semakin
sering menggunakan dan melatih otak, maka semakin besar dan kuat kemampuan
memori otak tersebut.
■ Rangsang
Panca Indera
Otak
memiliki 2 fungsi utama, yaitu sensorik dan motorik. Meningkatkan kemampuan
otak bisa dilakukan dengan memberikan rangsangan pada indera. Seperti halnya
ketika tubuh tiba-tiba merasa lapar setelah mencium bau masakan yang sedap,
rangsangan yang diterima panca indera akan merangsang otak untuk beraktifitas.
Contoh
lain, Aromaterapi secara efektif mampu membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Begitu juga dengan musik yang bisa dinikmati ketika sedang santai. Pada indera
pengecap, permen papermint dipercaya bisa meningkatkan memori otak sehingga
bisa menerima informasi secara efektif.
Memanfaatkan
kekuatan visualisasi (indera penglihatan) dapat mempengaruhi memori otak.
Visualisasi membantu otak berpikir dalam gambar. Gambar yang baik akan
mempercepat otak mencerna, dan memori otak pun dapat berjalan lebih baik.
Contoh nya adalah warna dekorasi ruangan kantor yang cerah mampu
mengurangi rasa kebosanan dan kelelahan.
■ Menjelajah
Internet
Penelitian
yang dilakukan di University of California - Los Angeles membuktikan
bahwa menjelajah internet (surfing) bisa merangsang otak untuk bekerja
maksimal dalam membuat keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang
kompleks. Dan Scan Otak yang dilakukan menunjukkan bahwa lebih banyak
syaraf-syaraf otak yang aktif ketika kita menjelajah internet daripada membaca
buku.
Internet
adalah dunia tanpa batas dimana bisa mendapat lebih banyak informasi diluar
pendidikan formal. Belum lagi, dalam internet terdapat banyak jenis permainan
online asah otak yang bisa membuat otak menjadi lebih pintar. Semakin sering
menjelajah internet, semakin sering pula otak bekerja.
Senin, 18 Juni 2012
PEMETAAN SOSIAL
TUGAS
MATA KULIAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
“PEMETAAN
SOSIAL”
2.1 Definisi Pemetaan
Sosial
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan
memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata
hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu.
Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “
pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan dan
individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan,
yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan
tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan
komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003).
Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan
pranata sebagai salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau
organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang dimaksud. Identifikasi
tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau mapping,
yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam
komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara
pranata dengan lembaga-lembaga tersebut. Adapun tujuan utama membuat
pemetaan sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi
sumber dalam penguatan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh
budaya-budaya luar secara efisien, efektif dan berkelanjutan .
2.2 Tujuan Pemetaan Sosial
Secara khusus pemetaan
sosial bertujuan agar :
1. Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan
fasilitas pelayanan sosial dalam kegiatan penguatan.
2. Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan
informasi untuk penguatan kelompok-kelompok sosial.
3. Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem
informasi geografis (GIS), sehingga diketahui berbagai pengaruh budaya-budaya
luar.
4. Tersusunnya prioritas rencana program penguatan berdasarkan
jenis masalah dan satuan wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari
budaya-budaya luar.
5. Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk
kegiatan penguatan.
6. Sebagai langkah awal pengenalan lokasi dan
pemahaman terhadap kondisi masyarakat
7. Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat.
8. Sebagai dasar pendekatan dan metoda
pelaksanaan melalui sosialisasi dan pelatihan.
9. Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang
bersifat taktis terhadap permasalahan yang dihadapi
10. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan
sikap dan perilaku pada
masyarakat.
Senin, 11 Juni 2012
STRATIFIKASI SOSIAL
TUGAS
MATA KULIAH SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI KESEHATAN
“STRATIFIKASI SOSIAL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang
ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin,
umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau
pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Masyarakat dengan segala
aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk
diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut.
Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan
menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam
masyarakat. Pemisahan lapisan atau kedudukan tersebut dalam sosiologi kita
kenal dengan konsep stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang
berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Namun lebih penting
dari itu, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama.
Stratifikasi sosial berbeda dengan kelas sosial, akan tetapi kedua
istilah ini sering kali dipergunakan secara bergantian hingga dalam beberapa
bagian bisa menjadi rancu. Stratifikasi sebenarnya lebih merujuk pada pembagian
kelompok orang kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal.
Sementara itu istilah kelas sebenarnya lebih sempit dari stratifikasi sosial.
Istilah kelas lebih merujuk pada satu lapisan atau satu strata tertentu dalam
sebuah konstratifikasi sosial. Kelas sosial, dengan demikian cenderung
diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggotanya memiliki
orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang secara umum
sama.
Jumat, 01 Juni 2012
SIKLUS BIOGEOKIMIA
TUGAS MATA KULIAH EKOLOGI KESEHATAN
“SIKLUS BIOGEOKIMIA”
Unsur-unsur seperti karbon, nitrogen,
fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah beberapa di antara unsur yang
penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk hidup
dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut
dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal
tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk menyusun
senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut
mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan
ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi ke udara. Jadi, dalam
proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di
dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai siklus biogeokimia.
Siklus
biogeokimia atau siklus organik anorganik dengan kata lain adalah siklus
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan
kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Berikut ini akan
dibahas macam-macam daur biogeokimia yang ada di alam ini, antara lain:
Langganan:
Postingan (Atom)