TUGAS MATA KULIAH
SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI KESEHATAN
“RURAL COMUNITY”
“RURAL COMUNITY”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Masyarakat
Masyarakat dapat
mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah
keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Berikut ini adalah
beberapa pendapat para sarjana tentang arti masyarakat, misalnya:
- R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
- M. J. Herskovits : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
- J. L. Gillin dan J. P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar dan mempunyai kebasiaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
- Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
- Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
- Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
- Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
- S. R. Steinmentz : seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat ada teratur.
- Hasan Sadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Mengingat
definisi-definisi masyarakat tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan,
bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
- Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
- Adanya aturan-aturan atau undangan-undangan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari
cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
- Masyarakat paksaan, misalnya : nagara, masyarakat tawanan dan lain-lain.
- Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
- Masyarakat natuur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan (horde), suku, (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan. Dan biasanya masih sederhana sekali kebudayaannya.
- Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya : koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sebagainya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut saat ini masyarakat menurut wilayahnya dibagi menjadi
masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga / anggota
masyarakat yang sangat kuat hakekatnya.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu,
- Bagaimana kehidupan sosial masyarakat pedesaan (urban community)
- Bagaimana pola makan masyarakat pedesaan
- Bagaimana cara mendapatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat desa
1.3 Tujuan
- Mengidentifikasi karakteristik masyarakat pedesaan
- Mengetahui pola kehidupan masyarakat desa
- Mengetahui bagaimana pola makan dari msyarakat desa
- Mengetahui bagaimana masyarakat desa mencari dan mendapatkan pelayanan kesehatan
BAB II
ISI
Masyarakat
Pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (Homogen)
disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor
pertanian (Agraris). Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai
hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan
warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985),
menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama,
hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih
memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata,
tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan
saja .
Golongan
orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting.
Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan
yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan
kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan,
lurah dan sebagainya.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
- Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
2.1 Pola Kehidupan Sosial Masyarakat Pedesaan
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi
“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang
mengenal ciri-ciri sebagai berikut:
1. Afektifitas
Ada hubungannya dengan perasaan kasih
sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang
diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2.Orientasi kolektif
Sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3. Partikularisme
Pada dasarnya adalah semua hal yang ada
hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.
Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk
kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
4. Askripsi
berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5. Kekabaran (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak
langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
Masyarakat pedesaan identic dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan
kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Kerja bakti itu ada
dua macam:
- Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya di istilahkan dari bawah).
- Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya tidak dari inisiatif warga itu sendiriberasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
Dari uraian tersebut maka secara singkat ciri-ciri masyarakat pedesaan di
Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja,
sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.Hubungan primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
Kontrol sosial yang ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota
lain bahkan ikut menyelesaikannya.
Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan
membudaya.
Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam.
Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik
pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Kehidupan sosial di pedesaan lebih kental dibandingkan dengan kehidupan
sosial yang ada di perkotaan. Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat lain
disekitarnya. Tidak membeda–bedakan satu sama lain. Mereka tidak mengenal sikap
individualis, dalam masyarakat pedesaan mereka saling membantu,menghargai,
saling menolong satu sama lain.
Mereka lebih memenuhi kebutuhan biologisnya, tidak kebutuhan fisiknya.
Sikap gotong royong yang mereka miliki, sangatlah bermakna, karena kita adalah
makhluk sosial, yang akan selalu membutuhkan orang disekitar kita. Kita tidak
mungkin hidup sendirian selamanya, pasti pada suatu saat nanti kita membutuhkan
orang- orang disekitar kita.
2.2 Pola Makan Masyarakat Pedesaan
Pada masyarakat
pedesaan mereka makan dari hasil alam yang mereka dapatkan, karena sebagian
besar dari masyarakat pedesaan mempunyai mata pencaharian utama di bidang
pertanian. Misalnya daun singkong, bayam, ikan dan sebagainya. Mereka
mendapatkan semua itu dari hasil pekerjaan mereka sendiri. Mereka
cenderung untuk makan makanan tradisional hasil dari pekerjaan mereka mengolah
lahan dan mereka pun memasak sendiri. Hal ini karena hasil alam mereka yang
melimpah, mudah didapatkan serta mereka mempunyai intensitas waktu untuk
bekerja yang tidak begitu padat sehingga mereka mengolah sendiri makanan yang
akan mereka makan. Selain itu juga karena disana belum terdapat banyak restoran
dan warung-warung makan yang menyediakan makanan cepat saji. Masyarakat
pedesaan juga memiliki banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga sehingga
mereka akan makan bersama-sama dengan keluarganya.
Sifat kekeluargaan
dari masyarakat pedesaan yang masih kental membuat mereka tidak sungkan untuk
memintabantuan tolong kepada tetangganya. Misalnya saat mereka sedang kehabisan
bahan-bahan makanan, mereka pun tidak segan untuk meminta kepada tetangga
mereka untuk mencukupi kebutuhan makanan mereka. Dari halnya sebuah garam
sampai beras, hal itu merupakan hal yang wajar untuk mereka atau tidak jarang
pula mereka masih menggunakan system barter, yaitu tukar menukar dengan barang.
Kemudian saat mereka sedang memiliki makanan yang berlebih, dengan senang hati
mereka akan membaginya dengan tetangga-tetangga mereka.
2.3 Cara Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Pada Masyarakat
Pedesaan
Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil
sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan. Salah satu perbedaan
mendasar dari masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan adalah dalam hal
memperoleh fasilitas pelayanan kesahatan.
Masyarakat
pedesaan lebih sederhana dalam memandang terjadinya suatu penyakit, misalnya
ada seseorang mengalami sakit demam 3 hari berturut turut, dalam pandangan
masyarakat pedesaan mereka hanya berfikiran sederhana yaitu menganggap bahwa
penyakit tersebut adalah hal wajar yang mungkin diakibatkan oleh kondisi tubuh
yang capek atau masuk angin. Mereka kurang tahu bahwa mungkin saja orang
tersebut terserang demam berdarah atau mungkin penyakit berbahaya
lainnya. Dari hal tersebut mereka hanya mengandalkan obat-obatan sederhana dari
alam, karena terbatasnya pengutahuan dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk masyarakat pedesaan. Mereka mengandalkan apa yang disediakan oleh alam
atau mereka menyediakan sendiri tanaman obat-obatan dengan menanam apotek hidup
di pekarangan rumah. Tetapi jika penyakit tersebut berlanjut langkah yang mereka
tempuh bukan pergi ke dokter atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli justru
mereka membawa penderita ke dukun karena dianggap lebih murah, terpecaya, alami
dan mudah dijangkau.
Selain
itu masyarakat pedesaan juga memilika anggapan yang ekstrem bahwa penyakit
merupakan sebuah kutukan sehingga mereka malah membawa mereka ke paranormal
atau justru mengasingkan orang yang sakit. Selain karena tenaga kesehatan yang
masih terbatas, Dokter atau tenaga medis lainnya terkadang dianggap sebelah
mata oleh masyarakat pedesaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam arti luas
masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Untuk dapat
dikatakan sebagai masyarakat, harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
- Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
- Adanya aturan-aturan atau undangan-undangan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Masyarakat menurut
wilayahnya dibagi menjadi masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat
perkotaan (urban community). Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan
ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga
/ anggota masyarakat yang sangat kuat hakekatnya.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik, sebaiknya
jangan membeda-bedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota karena
keduanya saling membutuhkan dan saling menguntungkan satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan « Damai
Subimawanto's Blog.html
Fenomena Bunglon dan Masyarakat Perkotaan.html
MASYARAKAT PERKOTAAN « UNBREAKABLE.html
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN « BlaCk
Box.html
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN « Cahya's
Blog.htm
Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Pedesaan «
langlangbuana.html
masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat.html
masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan.html
TUGAS ILMU SOSIAL Masyarakat Perkotaan &
Masyarakat Pedesaan Warta Warga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar